Friday, February 6, 2009

mom jangan sakit lagi

sampai usia menjelang 20 tahun, saya masih suka merasa asing dengan ibu saya. kami nggak pernah sejalan dalam hal apapun sehingga nggak heran lagi kalo setiap hari kami berdua selalu bertengkar. kami sama-sama keras kepala.

kalo teman sebaya sering curhat dengan ibunya, saya nggak pernah. saya lebih senang curhat dengan ibunya teman karib saya. saya juga nggak pernah bergayut manja. seandainya ada kesempatan kumpul bersama, saya pasti jaga jarak. kalo dekat-dekat, kayaknya ada aja sikap atau omongan saya yang dianggap salah dan jadi pangkal pertengkaran.

sampai suatu kali, isu saya sakit. kata dokter kena batu ginjal dan harus dioperasi. tapi setelah dioperasi ternyata nggak ada batu di ginjalnya. habis operasi ibu saya benar-benar menderita. sebulan lebih diopname. di rumah saya kangen banget. itulah awal rekonsiliasi saya dengan ibu saya. saya nggak mau ibu saya sakit lagi.

tapi seiring bertambahnya usia, kesehatan ibu saya juga menurun drastis. selain ginjalnya yang masih sering bermasalah, diabetes dan darah tinggi juga menjadi penyakit tambahannya.

tiga pekan lalu, ibu saya yang sudah sakit-sakitan kesehatannya semakin merosot. badannya panas. obat yang diminum udah nggak mempan. sampai hari sabtu 24 januari 2009, ibu saya merasa badannya udah enakan. dalam kondisi badan masih lemas, dia memaksa masak untuk bekal adik saya dan cucu-cucunya piknik ke dufan. kami semua kumpul. saya lalu meninggalkan rumah nyokap sekitar pukul 2 siang dan sampai rumah langsung tidur.

lagi enak-enak tidur, adik ipar saya nelepon, katanya nyokap ngomongnya mulai ngaco. saya terus mandi, nggak sampe 10 menit adik saya telp lagi supaya cepat ke rumah ibu saya yang harus ditempuh sekitar 30 menit. belum lagi apa-apa, adik saya yang laki telepon ibu saya nggak sadar.

kami langsung ngebut ke sukatani, tempat tinggal ibu saya. tapi baru keluar kompleks adik saya telp lagi, ngabarin ibu saya akan dibawa ke rs polri karena dokter tetangga rumah bilang ibu koma. ya allah.

saya nangis diam-diam. dan kami langsung menuju rumah sakit. sampai di ugd, saya lihat muka ibu saya pucat dan terbaring diam. saya bisikan di telinganya supaya mengucap istigfar. saya yakin ibu saya mendengar suara saya. setelah diberi selang untuk bernafas. saya merasakan tangan ibu saya bergerak. syukur alhamdulillah ibu saya sadar.

ternyata ibu nggak koma, tapi - saya lupa apa istilah kedokterannya- karena gula darahnya anjlok sampai 40 per apa gitu, nggak perhatian banget ya. nggak hanya gula darahnya anjlok yang membuat nyokap saat dirawat beberapa kali pingsan, yang kasian mulut nyokap dipenuhi jamur yang membuatnya sulit makan. syukur alhamdulillah sekarang udah baikan. mom, jangan sakit lagi ya

No comments: