Sunday, December 21, 2008

hari ibu dan kartu kakak


bukannya saya nggak tau balas budi kepada orangtua, terutama ibu yang sudah melahirkan saya. tapi bagi saya, sejak kecil hari ibu hanya seremoni belaka. karena setiap jatuh hari yang disebut sebagai hari ibu itu, ibu saya tetap masak di dapur, tetap membanting tulang, ke pasar dan jualan goreng-gorengan di kompleks kami yang cukup besar. kami anak-anaknya tetap nggak bisa menggantikan pekerjaannya. tidak ada tradisi bikin kartu ucapan, tidak ada makanan istimewa yang disajikan kami, anak-anaknya. paling-paling sambil bercanda kami teriak-teriak, selamat hari ibu... selamat hari ibu.... Dan ibu saya juga tidak pernah menganggap tanggal 22 desember sebagai hari istimewa buatnya. bukan hari yang sakral, buat ibu saya yang pola pikirnya simpel. tanpa mengurangi rasa hormat kami kepadanya, hari itu pun berlalu seperti hari-hari biasa.

sekarang status saya sudah ibu dua putri, syifa yang hampir 8 tahun januari nanti dan sarah 6,5 tahun. sama seperti ibu saya, saya juga tidak pernah menganggap hari ibu sebagai sesuatu yang istimewa. apalagi anak-anak masih kecil, yang saya pikir juga nggak akan menganggap hari ini sebagai hari istimewa bagi bundanya.

sampai sabtu 20 desember kemarin. syifa dan adiknya sibuk di bekalang, tumben nggak fokus nonton acara anak-anak kegemarannya. dia buka-buka lagi peralatan sekolah. ngambil kertas warna, pita, gunting, dan minta uang untuk beli lem di warung tetangga. dia bilang ingin buat sesuatu dan saya tidak boleh tahu atau lihat-lihat. saya disuruhnya masak atau baca koran saja. okai.... kebetulan, saya masih ngantuk dan akan melanjutkan tidur lagi.

cukup lama mereka berkutat di belakang, sampai saya melihat sebuah kartu sederhana yang dihias pita warna emas. "beres bun, ini buat bunda tapi baru senin aku akan kasih. jangan pernah ngintip isinya," kata dia. oke.

hari ini kartu itu diselipkan untuk saya. selamat hari ibu, katanya. dan terima kasih atas apa yang telah saya berikan untuknya. tidak lupa ada kata-kata aku sayang bunda, padahal dia berkali-kali bilang nggak sayang sama saya. terharu. makasih ya kak.

No comments: